Nisaa` As-Sunnah

°https://t.me/nisaaasunnah ┏🖇️📘●●●━━━━━━━━━┓     AUDIO KAJIAN RUTIN    PP AS-SUNNAH BATU ┗━━━━━━━━━●●●📘🖇️┛ ◼️ RAUDHATUL UQALA WA NUZHATUL FUDHALA ~ PEMBAHASAN BAB 38◼️ ✒️ ٣٨- ذكر الحث على لزوم الرفق في أمور وكراهية العجلة فيها✒️ 🎙️ Al-Ustadz Usamah Faishal Mahri hafizhahullah 🗓️ Kamis, 15 Rabi'ul Awwal 1446H | 19 September 2024 🕌 Masjid Al Istiqomah Ponpes As Sunnah Batu 🌐https://t.me/ponpes_assunnah_batu •┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈• #raudhatul #uqala #ustadz #usamah #mahri 🔖 Diposting ulang hari Jum'at, 16 Rabiul Awal 1445 H / 20 September 2024 M 🌐 http://www.nisaa-assunnah.com 📠 http://t.me/nisaaassunnah 🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀

╒═∘∘❋🍒❋∘∘═══════╕ 𝐅 𝐀 𝐄 𝐃 𝐀 𝐇    𝐏 𝐀 𝐆 𝐈 ╘═══════∘∘❋🍒❋∘∘═╛ 📒 MATAN HADITS KEENAM ~ SYARH NO. 48 📜 WASIAT YANG AFDHAL ADALAH SEPERLIMA DARI HARTA 📜 أن أبا بكر رضي الله عنه قال: أرضى بما رضيه الله لنفسيه: الخمس. فاوصى باالخمس رضي الله عنه. شرح رياض الصالحين، صفحه: ٥٧ ◽Abu Bakar رضي الله عنه berkata, ❝Aku ridha dengan apa yang Allah ridha untuk diri-Nya, yakni, seperlima.❞ ✅ Maka Abu Bakar رضي الله عنه berwasiat dengan seperlima dari hartanya. 🗒️Syarah Riyadhus Shalihin, halaman 57. •••●✿❁✿●••• ✍🏼 Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada hari Jum'at, 16 Rabiul Awal 1446 H / 20 September 2024 M ❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃❀❃ 📱 http://t.me/nisaaassunnah 🌐 http://www.nisaa-assunnah.com 🎀 𝑵𝒊𝒔𝒂𝒂` 𝑨𝒔-𝑺𝒖𝒏𝒏𝒂𝒉 🎀

https://t.me/nisaaassunnah 📑 Saya pernah membaca sebuah jurnal yang membahas tentang perbedaan cara penglihatan antara pria dan wanita. Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa penglihatan pria diibaratkan seperti penglihatan hewan pemangsa. Penglihatannya cenderung fokus pada satu objek, namun kurang mampu mencakup pandangan yang luas seperti halnya penglihatan wanita. Wanita, di sisi lain, memiliki penglihatan yang lebih meluas. Mereka cukup melirik untuk mengamati lingkungan sekitar tanpa perlu banyak menggerakkan kepala. Penglihatan mereka diibaratkan seperti ayam, yang mampu menangkap berbagai hal hanya dengan sekilas pandang. Sedangkan pria, untuk melihat ke kanan atau ke kiri, sering kali harus menggerakkan kepala dan leher mereka. Sebatas melirik tidak cukup untuk menangkap seluruh pandangan. Mungkin, perbedaan ini hanya bisa dirasakan secara langsung oleh masing-masing individu, dan memang sulit untuk dijelaskan secara sempurna. Namun, hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa para ibu sering kali lebih cekatan dalam menemukan barang yang hilang. Siapa di sini yang pernah diomeli oleh ibunya karena tidak bisa menemukan barang yang dicari, padahal sudah jelas terlihat di depan mata, hehe... Namun, yang terpenting dari semua ini, jangan jadikan alasan tersebut untuk menghindari tugas atau tanggung jawab. Jika orang tua meminta bantuan (selama perkara yang makruf), patuhi dengan baik tanpa banyak alasan. ✍ Saya ingin menyampaikan hal ini agar kita semua dapat lebih memahami, terutama terkait situasi saat berkendara. Ada sebagian teman yang merasa kecewa ketika memberi salam kepada sesama Ikhwan yang sedang mengendarai motor, tetapi tidak mendapat jawaban. Hal ini wajar saja terjadi, karena saat berkendara, fokus pandangan kita cenderung ke depan, mengabaikan hal-hal lain di sekitar. Terlebih lagi, sebagian dari kita mungkin sedang terbebani dengan berbagai urusan kehidupan. Ada yang harus memikirkan perhitungan pemasukan dan pengeluaran harian, bahkan sampai terbawa dalam perjalanan mereka. Semoga Allah memudahkan segala urusan kita. Oleh karena itu, saya mengajak agar kita tidak mudah merasa tersinggung dalam situasi semacam ini. Jangan sampai perasaan kecewa berubah menjadi kebencian, yang akhirnya menimbulkan permusuhan. Lebih baik abaikan perasaan tersebut dan perbanyaklah berhusnuzan kepada sesama. Barakallaahu Fiikum #nasihat •┈┈•┈•⊰▫️⊱•┈•┈┈• 🔵 Telegram: t.me/fawaid_hazimiyah 🟠 Kumpulan Kuis Ilmiah: t.me/kuis_Q 🟢 Saluran WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VanZbfc9MF8vtL28TD1g •┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈• 📬 Diposting hari Kamis, 16 Rabiul Awal 1446 H / 19 September 2024 M 📱 http://t.me/nisaaassunnah 🌐 http://www.nisaa-assunnah.com 🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀

http://t.me/nisaaassunnah 🚗🚜 RASA TIDAK ENAK HATI JANGAN SAMPAI MEMBUAT KITA MENINGGALKAN AJARAN NABI ﷺ 🚗🚜 Pasti ada sebagian perkara yang terkadang berbenturan antara aturan agama dengan kebiasaan yang ada di masyarakat kita. Nah, saat itu terjadi, jangan sampai kita lebih mendahulukan rasa nggak enak hati. ▫Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin rahimahullah mengatakan, وإن راعيتَ النَّاس على حساب سَخَطِ الله ; بمَعْنى أنك تُرْضِي النَّاس بِسَخَطِ الله؛ فَاعْلَمْ أَنَّ العاقبة لَيْسَتْ حَميدة. "Jika kamu menjaga perasaan orang, dalam arti berusaha membuat mereka tidak marah tapi dengan melakukan yang Allah murkai; maka ketahuilah bahwa dampaknya tidak akan baik." (At-Ta'liq 'ala Muqaddimah Al-Majmu', hlm. 111) Ambil satu contoh, seperti saat ada kumpul keluarga, maka saat kita tahu ada kerabat kita yang bukan mahram seperti sepupu umpamanya, jangan rasa tidak enak hati menjadikan kita akhirnya bersalaman dengannya. Tidak ada kebaikan yang bisa diharapkan dari hal itu. Berat memang, tapi yakinlah, itu hanya di awalnya saja. Setelahnya berbagai hal terjadi insyaallah kondisi akan jadi seakan biasa saja lagi. Wallahu waliyyut taufiiq. Bagus mengingat ucapan beliau di atas pada ragam kasus apapun yang kita temui. ✍ -- Sungai Mahakam [ Dekat Ma. Pahu ] || Kalimantan Timur -- Hari Ahadi, (23:08) 15 Syawal 1440 / 18 Juni 2019 _____ ▶️ Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala. ••• 📡 https://t.me/nasehatetam 🖥 www.nasehatetam.net •┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈• 📬 Diposting hari Kamis, 16 Rabiul Awal 1446 H / 19 September 2024 M 📱 http://t.me/nisaaassunnah 🌐 http://www.nisaa-assunnah.com 🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀

https://t.me/nisaaassunnah 🌯☕ HUKUM MEMAKAN MAKANAN YANG SANGAT PANAS DAN SOLUSI BILA MAKANAN RASANYA ENAK KETIKA DIMAKAN PANAS         Di antara yang banyak dilalaikan oleh mayoritas orang yang akan menyebabkan luputnya banyak barakah adalah memakan makanan atau minumam dalam keadaan sangat panas. Semestinya. kita makan atau minum dalam keadaan dingin atau tidak terlalu panas.         Apabila dibawakan tsarid kepada Asma’ bintu Abu Bakr radhiallahu ‘anhuma, beliau menyuruh menutupnya hingga hilang panasnya yang sangat dan asapnya. Dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  ‘Ini akan menyebabkan barakah lebih banyak’.” [4]         Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata, “Makanan tidak boleh dimakan kecuali setelah hilang asap panasnya.” [5]         Sungguh, para ulama mengecam orang-orang yang memakan makanan dalam keadaan yafur. Mereka memakan makanan yang panas sekali dan tidak bersabar menunggu sampai dingin.         Akibatnya, mulutnya akan terbakar dan matanya menangis. Terkadang mengakibatkan dia mengeluarkan makanan tersebut dari mulutnya atau dengan segera mengiringinya dengan meminum air dingin karena ususnya terbakar.           Pertanyaan:  Ada beberapa minuman yang tidak diminum melainkan dalam keadaan panas, seperti teh dan sebagainya. Bagaimana jalan keluarnya?                 Jawabnya:  Hendaknya dia tunggu sampai hilang asap panasnya, kemudian baru dia minum, walaupun masih panas. Minumlah dengan tenang sambil menikmatinya.         Wallahu a’lam. Ditulis oleh al-Ustadz Abu Usamah Abdurrahman bin Rawiyah  Makan Ala Islam (3) - Majalah Islam Asy-Syariah http://asysyariah.com/makan-ala-islam-3-2/ •┈┈┈┈•✿❁•••❁✿•┈┈┈┈• 📬 Diposting hari Kamis, 16 Rabiul Awal 1446 H / 19 September 2024 M 📱 http://t.me/nisaaassunnah 🌐 http://www.nisaa-assunnah.com 🎀 Nisaa` As-Sunnah 🎀