KesesatanKhawarij

AUDIO DAUROH MASJID AGUNG AL AKBAR CIKIJING KAB. MAJALENGKA Tema : Bahaya Faham radikalisme bagi Masyarakat dan Negara Al Ustadz Muhammad Afifudin Assidawy hafidzahullahu Serta Publikasi Chanel https://t.me/KesesatanKhawarij/1374 Bongkar Kesesatan Khawarij Sampai keakar akarnya Sumber LINK AUDIO : http://bit.ly/waspadaradikalisme1 http://bit.ly/waspadaradikalisme2 Radio Adhiya FM 107,7 MHz www.salafycirebon.com Salafy Cirebon

TRAGEDI BERDARAH DI BUMI MADINAH Bagian ke 1⃣ Terbunuhnya Khalifah Utsman bin Affan radhiyallahu'anhu Al-Ustadz Abu Nasim Mukhtar bin Rifa'i حفظه الله تعالى Sejarah gelap kaum Khawarij tak akan mungkin bisa dilupakan. Tak terbilang lagi darah kaum muslimin yang gugur membasahi bumi oleh ulah mereka. Nyawa sudah tidak lagi berharga di mata mereka. Emosi buta tanpa ilmu telah menyesatkan kaum Khawarij yang bersembunyi di balik slogan dusta "amar makruf nahi munkar", juga semboyan palsu “jihad fi sabilillah”. Dzulhijjah tahun 35 H di kota Madinah. Utsman bin Affan رضي الله عنه yang telah berusia 83 tahun sedang duduk membaca mushaf Al-Qur'an. Hari itu adalah hari jum'at. Utsman sedang menjalankan ibadah puasa. Bayangkanlah saja❗seseorang yang telah berusia lanjut, tubuh lemah, rambutnya memutih, sedang berpuasa dan membaca mushaf Al-Our'an. Orang itu pun bukan sembarang orang❗Dialah Utsman bin Affan, menantu Rasulullah ﷺ. Pengepungan rumah Utsman bin Affan oleh kelompok khawarij memang telah berlangsung beberapa lama. Dalam keadaan seperti itu, Utsman bin Affan memerintahkan agar pintu rumah dibuka. Beliau ingin memberikan kesempatan kepada kelompok pengepung untuk masuk dan menemui beliau. Barangkali saja, beliau bisa menyadarkan mereka. Dari suasana pengepungan yang riuh dan kacau itu, salah seorang di antara mereka segera masuk ke dalam rumah untuk membunuh Utsman. Dengan penuh ketenangan, Utsman menasihati, "Hai fulan, ada Kitabullah antara aku dan dirimu.“ Orang itu pun langsung pergi setelah mendengar nasihat Utsman. Setelah itu, masuklah seorang pengepung yang berasal dari bani Sadus. Orang itu dijuluki Al-Maut al-Aswad. la masuk dan langsung mencekik leher Utsman bin Affan dengan penuh kebencian. Tidak cukup sampai di situ, orang itu juga menebaskan pedangnya ke tubuh Utsman bin Affan. Utsman masih sempat menahan tebasan pedang itu dengan tangan beliau. Namun, tebasan itu masih juga memutuskan tangan Utsman hingga mengalirkan darah. Utsman pun mengenang peran tangan itu, "Demi Allah❗Ketahuilah, tangan inilah yang pertama kali mencatat surat-surat mufasshal❗" Utsman ingin mengingatkan orang tersebut, di hadapan siapakah ia berdiri❓Siapakah orang yang sedang ingin dibunuhnya❓Ya, Utsman termasuk sahabat yang ditunjuk oleh Rasulullah ﷺ untuk mencatat wahyu Allah سبحانه وتعالى dari atas langit ketujuh. Bahkan, Al-Qur'an yang dibaca dan digunakan oleh kaum Khawarij pun salah satu jasa Utsman bin Affan. Namun, jika hati telah gelap gulita. Sementara hawa nafsu telah menguasai jiwa. Kebenaran dan kejahatan tidak mungkin lagi bisa dibedakan❗ Al-Maut al-Aswad tetap lancang membunuh Utsman bin Affan dengan pedangnya. Sang istri tercinta, Nailah bintu Al-Furafishah sempat ingin membela sang suami. Namun, jari jemari Nailah pun ikut putus oleh tebasan pedang. Saat itu, syahidlah Utsman bin Affan رضي الله عنه. Darah beliau menetes di atas bumi Madinah. Darah beliau pun menetes tepat di atas Mushaf Al-Qur'an yang sedang dibaca. Tepat pada firman Allah سبحانه وتعالى: فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ "Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui." [QS. Al-Baqarah: 137]. MALAIKAT PUN MALU KEPADA UTSMAN Puluhan tahun sebelumnya, Rasulullah ﷺ pernah istirahat berbaring di rumah Aisyah رضي الله عنها. Kedua paha atau kedua betis beliau yang mulia tersingkap. Tiba-tiba Abu Bakar Ash-Shidiq رضي الله عنه datang memohon izin untuk berbicara. Abu Bakar diterima oleh Rasulullah, masih dalam keadaan seperti itu sampai selesai berbicara. Berikutnya, Umar bin Al-Khaththab رضي الله عنه yang datang memohon izin untuk berbicara. Rasulullah ﷺ menerima Umar dan berbincang-bincang masih dalam keadaan seperti itu juga. Akan tetapi, ketika Utsman bin Affan رضي الله عنه yang datang untuk menemui, Rasulullah ﷺ segera mengambil posisi duduk dan membenahi pakaian. Utsman pun masuk dan berbincang-bincang dengan Rasulullah. Bersambung Klik link untuk lanjut membaca ⤵️ https://t.me/Fadhlulislam/2191

KEKHILAFAHAN UTSMAN BIN 'AFFAN رضي الله عنه - Bagian 7 (Awal pertma fitnah adalah terbunuhnya Usman dan akhir fitnah adalah keluarnya Dajjal) 💺 Al Ustadz Muhammad bin Umar Assewed حفظه الله 📆 Hari Rabu, 08 Dzulqo'dah 1443H / 08 Juni 2022 M Masjid Abu Bakr Ash Shiddiq, Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon https://t.me/tarikhulafa/200

KHOLIFAH KETIGA - UTSMAN BIN 'AFFAN رضي الله عنه PASAL- MASA KEKHILAFAHAN UTSMAN BIN 'AFFAN رضي الله عنه - Bagian 4 ( Memperluas Masjid Madinah - Masjid Nabawi - dan Kisah Terbunuhnya Kholifah Usman bin 'Affan pada tahun 35 H) Al Ustadz Muhammad bin Umar Assewed حفظه الله 📆 Hari Rabu, 20 Sya'ban 1443H / 23 Maret 2022 M https://t.me/tarikhulafa/194

KEKHILAFAHAN UTSMAN BIN 'AFFAN رضي الله عنه - Bagian 7 (Awal pertma fitnah adalah terbunuhnya Usman dan akhir fitnah adalah keluarnya Dajjal) 💺 Al Ustadz Muhammad bin Umar Assewed حفظه الله 📆 Hari Rabu, 08 Dzulqo'dah 1443H / 08 Juni 2022 M Masjid Abu Bakr Ash Shiddiq, Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon https://t.me/tarikhulafa/200

Audio kajian Rutin Ahad Kitab Syarah Aqidah Tohawiyah KISAH TERBUNUHNYA KHOLIFAH UTSMAN BIN AFFAN radhiyallahu'anhu Al Ustadz Muhammad bin Umar Assewed hafizhahullah Ahad, 15 Syawal 1438 H/ 09 Juli 2017 M Jam 11:00 wib s/d selesai Masjid Abu Bakar As shiddiq, Komplek Ma'had Dhiyaus Sunnah Cirebon Jawa Barat ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Serta Publikasi Chanel https://t.me/KesesatanKhawarij/1397 Bongkar Kesesatan Khawarij Sampai keakar akarnya ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖ ⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡⚔🛡 Sumber, Radio Adh dhiya Cirebon www.salafycirebon.com http://bit.ly/salafycirebon ⬇ Unduh Kajian ⬇

Sebab, jika pemberontakan itu berhasil menggulingkan waliyyul amri, terjadilah berbagai kerusakan.” (Ta’liq ala ath- Thahawiyyah) Wallahu a’lam. Serta Publikasi Chanel, https://t.me/KesesatanKhawarij/4737 http://asysyariah.com/ahlus-sunnah-mendoakan-waliyyul-amri/

KesesatanKhawarij: Ahlus Sunnah Mendoakan Waliyyul Amri Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf Hafizhahullah 1. Al-Imam al-Barbahari rahimahumallah berkata, “Apabila engkau melihat ada orang yang mendoakan kebaikan untuk penguasa, ketahuilah dia seorang Ahlus Sunnah, insya Allah.” 2. Al-Imam Fudhail bin Iyadh rahimahumallah berkata, “Sekiranya aku mempunyai doa (yang terkabul), aku tidak akan mengarahkannya kecuali untuk penguasa.” Seseorang bertanya, “Hai Abu Ali (Fudhail), jelaskan maksud kalimat ini kepada kami semua.” Al-Imam Fudhail rahimahumallah menjawab, “Jika aku arahkan pada diriku, kebaikannya tidak akan kembali kecuali kepada diriku. Akan tetapi, jika aku arahkan kepada penguasa, penguasa itu akan menjadi baik sehingga baiklah keadaan rakyat dan negara.” Maka dari itu, kita diperintah mendoakan waliyyul amri dengan kebaikan serta dilarang mencemooh atau memberontaknya walaupun penguasa itu zalim dan jahat. Sebab, kezaliman dan kejahatannya kembali kepada dirinya sendiri, sedangkan kebaikannya selain kembali kepada dirinya juga untuk seluruh muslimin.” (Syarhu Sunnah) Di dalam kitab I’tiqad Ahlus Sunnah, al-Imam al-Isma’ili rahimahumallah mengemukakan bahwa mereka, Ahlus Sunnah, memandang harusnya mendoakan kebaikan bagi penguasa dan mendorongnya berbuat adil. Ahlus Sunnah tidak memandang bolehnya memberontak dengan pedang/ senjata. 3. Al-Imam ath-Thahawi rahimahumallah mengatakan, “Kami, Ahlus Sunnah, mendoakan kebaikan dan keselamatan untuk waliyyul amri.” (al-Aqidah ath- Thahawiyyah) 4. Asy-Syaikh al-Allamah Shalih al- Fauzan menambahkan catatan penting atas apa yang telah dikemukakan al-Imam ath-Thahawi rahimahumallah di atas. Beliau berkata, “Kami, Ahlus Sunnah, senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wata’ala agar Allah Subhanahu wata’ala mengembalikan waliyyul amri kepada kebenaran dan meluruskan kesalahan yang ada pada mereka. Kami mendoakan kebaikan untuk mereka. Sebab, kebaikannya adalah kebaikan untuk kaum muslimin dan petunjuknya adalah petunjuk bagi kaum muslimin. Kemanfaatan yang ditimbulkannya pun akan meluas dan dirasakan oleh semua pihak. Ketika Anda berdoa kebaikan untuk mereka, secara otomatis berdoa untuk kebaikan kaum muslimin.” (Ta’liq ala ath-Thahawiyyah) 5. Samahatul Allamah Ibnu Baz rahimahumallah berkata, “Sebagai bentuk tuntutan dari bai’at (janji setia) adalah menyampaikan nasihat kepada waliyyul amri. Salah satu bentuk nasihat itu ialah mendoakan waliyyul amri agar mendapatkan taufik, hidayah, dan kebaikan dalam hal niat dan amal, serta diberi pendamping yang baik.” (ad-Dur al-Mantsur) Menggunjing & Membicarakan Kejelekan Waliyyul amri, Ciri Ahlul Bid’ah 6. Al–Imam Ibnul Jauzi rahimahumallah menyebutkan dalam kitab Adab al- Hasan al-Bashri, al-Hasan Basri rahimahumallah mendengar seseorang membicarakan kejelekan pemerintah lantas mengajak melakukan pemberontakan kepada al- Hajjaj (seorang penguasa yang zalim). 7. Al-Imam al-Hasan Bashri rahimahumallah berkata, “Jangan engkau lakukan itu, semoga Allah Subhanahu wata’ala merahmatimu. Sesungguhnya kalian diberi pemimpin itu dari kalangan kalian sendiri. Kami khawatir, jika al-Hajjaj lepas dari kursi kepemimpinannya atau mati, yang menggantikannya justru dari bangsa kera dan babi (Yahudi dan Nasrani).” 8. Al-Allamah al-Fauzan hafizhahullah menegaskan, “Tidak boleh menjelek jelekkan atau menggunjing waliyyul amri. Sebab, hal ini berarti pemberontakan secara maknawi layaknya pemberontakan menggunakan pedang. Yang wajib adalah mendoakannya agar mendapatkan kebaikan dan petunjuk.” inilah ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah. Apabila Anda mendapati ada orang yang menjelek-jelekkan dan menggunjing waliyyul amri, ketahuilah bahwa orang itu sesat akidahnya dan tidak berada di atas manhaj salaf. Sebagian orang menganggap membicarakan kejelekan dan memberontak kepada waliyyul amri adalah bentuk kecemburuan dan benci karena Allah Subhanahu wata’ala. Akan tetapi, hal itu sebenarnya adalah kecemburuan dan kebencian yang tidak pada tempatnya.