The Downtown's Monarch: Dream Noist

Ketika gelembung dotcom meletus pada tahun 2000, antusiasme terhadap e-commerce sempat memudar. Situs seperti Pets.com terlalu mengandalkan keinginan orang untuk membeli segala sesuatu secara daring. Namun, keadaan tidak pernah kembali seperti semula. Pada tahun 2004, Standar Keamanan Data Industri Kartu Pembayaran (PCI DSS) ditetapkan untuk menjamin bahwa bisnis daring akan memenuhi persyaratan keamanan untuk transaksi keuangan. Keamanan ekstra ini membuat belanja daring lebih menarik bahkan bagi mereka yang sebelumnya khawatir tentang hal itu. Menurut data dari BI Intelligence, 40% pria berusia antara 18 dan 34 tahun mengatakan bahwa, idealnya, mereka ingin membeli segala sesuatu secara daring. Sementara pria muda termasuk di antara pembeli daring yang paling aktif, wanita, generasi baby boomer, dan bahkan orang tua kini semuanya melakukan pembelian daring secara rutin. Generasi milenial, generasi yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an, menghabiskan paling banyak uang secara daring baik dalam bentuk dolar (rata-rata US$2.000 per tahun) maupun sebagai persentase dari pendapatan mereka (9%). Seiring bertambahnya usia generasi ini, keakraban mereka dengan e-commerce akan membentuk masa depan perdagangan.

Namun, pada tahun 1990-an, pendulum mulai berayun kembali ke arah yang menguntungkan pengecer kecil karena munculnya e-commerce membantu menyeimbangkan persaingan. Prinsip e-commerce pertama kali ditetapkan pada tahun 1960, ketika protokol Electronic Data Interchange (EDI) dikembangkan, yang memungkinkan transfer data secara digital dari satu komputer ke komputer lain. Namun, masalah keamanan mencegah adopsi alat ini secara luas hingga tahun 1994, ketika Netscape mengembangkan enkripsi Secure Sockets Layer (SSL). Layanan pihak ketiga pertama untuk memproses pembayaran kartu kredit secara online muncul pada waktu yang hampir bersamaan, dan VeriSign mengembangkan sertifikat digital pertama untuk memverifikasi perusahaan online. Pada pertengahan 1990-an, Amazon dan eBay mengubah wajah e-commerce di Amerika Serikat. Kemampuan untuk menemukan buku berdasarkan kriteria pencarian yang berbeda, menerima rekomendasi yang dipersonalisasi, dan menulis ulasan pembelian membantu membuat Amazon populer di kalangan konsumen. Sementara itu, eBay memungkinkan orang membuka toko online mereka sendiri dengan mudah dan aman.

Meskipun dasar-dasar perdagangan tidak banyak berubah sejak zaman prasejarah, selama abad terakhir cara kita melakukan transaksi telah sepenuhnya berubah. Pada suatu waktu, semua bisnis adalah bisnis kecil: pedagang menjual produk kepada penduduk lokal atau bisnis lain (misalnya, toko serba ada di kota kecil pada awal abad ke-20). Namun, munculnya perusahaan besar menyebabkan terciptanya toko berantai dan department store. Tahun 1980-an menjadi saksi lahirnya toko-toko swalayan besar seperti Barnes & Noble atau Walmart yang sangat ditakuti. Toko-toko ritel yang lebih kecil menjadi gempar ketika mendengar bahwa salah satu toko swalayan besar ini akan dibuka di kota mereka. Dengan skala ekonomi yang sangat besar dan harga yang rendah, toko-toko swalayan besar dan hipermarket memaksa banyak toko-toko kecil untuk menutup pintu mereka.

Pada zaman dahulu, perdagangan dimulai sebagai sistem barter di mana orang-orang menukar satu barang dengan barang lain. Manusia prasejarah menukar kulit binatang atau jasa dengan makanan. Seiring berjalannya waktu, koin dan mata uang mulai muncul. Beberapa masyarakat primitif menggunakan kerang atau mutiara sebagai mata uang. Di Mesopotamia dan Mesir, mereka menggunakan emas batangan, tetapi emas batangan tersebut harus ditimbang setiap kali ada sesuatu yang diperjualbelikan. Perkembangan koin logam, yang diperkirakan terjadi antara tahun 700 dan 500 SM, menstandardisasi konsep nilai dan sangat menyederhanakan perdagangan. Koin kini dapat dihitung tanpa ditimbang, sehingga transaksi menjadi jauh lebih mudah. Ketika koin emas dan perak mulai diproduksi sekitar tahun 500 SM, perdagangan antara satu negara dengan negara lain menjadi mungkin karena logam mulia ini memiliki nilai standar. Hal ini memungkinkan negara-negara dengan surplus barang tertentu untuk menjualnya ke negara lain yang membutuhkannya.